Jokowi Akui Tidak Mudah Kejar Target Bauran EBT 23% pada 2025
Presiden Joko Widodo mengakui bahwa tidak mudah mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025. Pasalnya, upaya meraih target bauran EBT terkendala Covid-19.
"Ya, kalau target kita harusnya itu sudah 23 persen (pada 2025). Tetapi memang tidak mudah karena kemarin ada Covid-19 jika mengejar angka itu," ujarnya setelah meresmikan PLTS terapung di Kabupaten Purwakarta, Kamis (9/11).
Namun, dia mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mengejar target yang sudah ditetapkan. Dia mengatakan, saat ini sejumlah investor sudah antre untuk membangun pembangkit listrik EBT di Indonesia.
"Kalau yang ngantri banyak, tetapi kita inginkan satu-satu. Satu-satu selesai, bisa ditingkatkan lagi, tidak semua kita terima," ujarnya.
Menurut laporan Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dari Kementerian ESDM, sampai akhir tahun lalu bauran EBT masih jauh dari target, yakni baru 14,11%.
Jika dirunut lebih jauh, dalam enam tahun terakhir bauran EBT juga belum berubah signifikan. Selama periode 2017-2022 angkanya hanya berfluktuasi di kisaran 12% sampai 14%.
Pembangunan Smart Grid
Dalam kesempatan itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga menginstruksikan pembangunan smart grid untuk mengatasi tantangan cuaca pada EBT. Jokowi mengatakan, pembangkit listrik berbasis EBT memiliki tantangan tersendiri karena memiliki sifat intermitten, atau bergantung pada kondisi cuaca.
"Misalnya pada pembangkit surya atau juga pembangkit bertenaga angin, dalam prosesnya ada tantangan cuaca memang, tapi bisa kita atasi dengan membangun Smart Grid," ujar Jokowi.
Dia mengatakan, penggunaan listrik akan tetap stabil apabila cuaca sedang berubah-ubah. Dengan demikian, tidak akan terjadi kendala yang mengganggu penyediaan tenaga listrik.